SATUAN
ACARA PENGAJARAN (SAP)
TUBERCOLOSIS
PARU (TB PARU)
OLEH:
1.Ade
Putra
2.Haryson
3.Nanang
Murdani
4.Rahmad
Maulana Suryani
5.Taufik
Tri Akhyar
6.Umaruzzaman
AKADEMI KEPERAWATAN
PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
TA 2013/2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik :
Tubercuolosis Paru
Pokok Bahasan : Pencegahan Tubercuolis Paru
Target/sasaran : Masyarakat
Hari/tanggal : Rabu, 02 Oktober 2013
Waktu :
09.00-10.00 wib
( 1x60 menit)
Tempat :
Balai desa
A. TUJUAN
1. Tujuan
instruksional Umum (TIU)
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat
mengetahui tentang penyakit TBC, memahami
bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan
lingkungan sekitar.
2.
Tujuan Instruksional
Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu:
·
Memahami pengertian Tubercuolosis Paru
·
Mengetahui tanda-tanda
penyakit Tubercuolosis Paru
·
Mengetahui cara penularan Tubercuolosis
Paru
·
Mengetahui pencegahan Tubercuolosis
Paru
·
Mengetahui pengobatan Tubercuolosis Paru
B.
MATERI
(Terlampir)
Materi yang akan di sampaikan:
1.
Pengertian
Tubercuolosis Paru
2.
Tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
3.
cara penularan Tubercuolosis Paru
4.
pencegahan Tubercuolosis
Paru
5.
pengobatan Tubercuolosis Paru
C.
PESERTA
Peserta yaitu masyarakat yang terdiri dari 30 orang
D.
METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya
jawab
E.
MEDIA
PENYULUHAN
1.
Komputer/
Laptop
2.
LCD
3.
Materi yang akan di sampaika
F.
KEGIATAN
PENYULUHAN
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Peserta
|
1.
|
10
Menit
|
Kegiatan
membuka penyuluhan
a. Mengucap
salam
b. Memperkenalkan
diri
c. Menggali
pengetahuan tentang tubercolosis paru
d. Menjelaskan
tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan
disampaikan
|
a. Menjawab
salam
b. Mengenal
petugas penyuluhan
c. Mengemukakan
pendapat sesuai dengan apa yang diketahui
d. Menyimak
dengan seksama
|
2.
|
40 menit
|
Kegiatan
inti
a.
Menjelaskan
pengertian tubercolosis paru
b.
Menyebutkan tanda dan gejala tubercolosis paru
c.
Menyebutkan
cara pencegahan tubercolosis paru
d.
Menyebutkan
penatalaksanaan tubercolosis paru
e.
Mendemonstrasikan
cara pencegahan tubercolosis paru
f.
Memberikan reinforcemen positif atas jawaban masyarakat
|
a. Mendengar
dengan seksama
b. Menyimak
dengan seksama
c. masyarakat
mendengarkan penjelasan
d. masyarakat
menyimak penjelasan
e. masyarakat
menyimak penjelasan
f. masyarakat
menyimak penjelasan.
g. Menerima
reinforcemen diberikan.
|
3.
|
10 menit
|
Kegiatan menutup penyuluhan
a.
mengajukan pertanyaan sebagai evaluasi
b. mengucapkan
salam penutup.
|
a.
masyarakat menjawab pertanyaan yang diberikan
b. Menjawab
salam.
|
G.
PENGORGANISASIAN
DAN URAIAN TUGAS
a.
Pengorganisasian:
1.
Moderator
: Nanang murdani
2.
Penyaji : Umaruzaman
3.
Fasilitator : Rahmat Maulanasuryani
: Ade Putra
: Harison
4.
Observer : Taufik Tri Akhyar
b.
Uraian
tugas
1.
Moderator
bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir penutupan
acara
2.
Penyaji
bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
3.
Fasilitator
bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan memotifasi peserta
untuk bertanya
4.
Observer
bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan
H.
SETING TEMPAT
Ruang balai desa
PESERTA
|
PESERTA
|
PESERTA
|
OBSERVER
|
FASILITATOR
|
PENYAJI
|
MODERATOR
|
LCD
|
|
I.
EVALUASI
1.
Evaluasi
proses
·
Masyarakat
mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara penyuluhan
·
Penyaji
dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik
·
Penyuluhan
dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
·
Proses
penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer
2. Evaluasi hasil
·
Masyarakat
tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya indifidu maupun kelompok
seperti materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan
·
Masyarakan
akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam penyuluhan kepada
masyarakat yang lainya
J.
REFERENSI
1.
Bruner &
suddarth. (2002). Keperawatan medical
bedah, vol 1. Jakarta EGC.
2.
Mansjoer,arif,dkk.
1999. Kapita selekta kedokteran, edisi
ketiga jilit 2. Jakarta: Media Aescularius.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
TUBERKULOSIS PARU
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis.
B.
Tanda-tanda Tuberkulosis
Sebagian besar seseorang
yang terinfeksi menunjukan demam tingkat rendah, keletihan, anoreksia,
penurunan berat badan, berkeringat malam, neyri dada, dan batuk menetap. Batuk
pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sputum
mukopurulen dengan hemoptisis.
1.
Gejala respiratorik, meliputi:
a)
Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan
merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non
produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan
jaringan
b)
Batuk Darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak
bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan
darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c)
Sesak Napas
Gejala ini
ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang
menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d)
Nyeri Dada
Nyeri dada pada
TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem
persarafan di pleura terkena.
2.
Gejala Sistemik, Meliputi:
a) Demam
Merupakan
gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang
masa bebas serangan makin pendek.
b) Gejala
sistemik lain
Gejala sistemik
lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
3. Test Diagnostik
Foto thorax PA
dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar. Jenis pemeriksaan
radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain.
1) Karakteristik radiology yang
menunjang diagnostik antara lain :
a. Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru.
b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)
c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
d. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu
e. Bayangan bilier
b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)
c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
d. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu
e. Bayangan bilier
2) Pemeriksaan
Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium TBC dari dahak
penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan.
Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan TBC paru di Indonesia.
Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan.
Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan TBC paru di Indonesia.
C.
Cara penularan Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis tergolong airborne disease
yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu
terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini batuk dapat mengeluarkan
3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet
nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari
langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab
dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan
Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara
dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di
samping daya tahan tubuh yang bersangkutan.
Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).
Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).
D.
Pencegahan tubektiolus paru
E.
Pengobatan tubektiuolis paru
Tujuan pengobatan pada penderita TB
Paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau
resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat
batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya
penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan
sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB
yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
- Adanya komitmen politis berupa
dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan TB.
- Diagnosis TB melalui
pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang
lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di
unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
- Pengobatan TB dengan paduan OAT
jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap
hari.
- Kesinambungan ketersediaan
paduan OAT jangka pendek yang cukup.
- Pencatatan dan pelaporan yang
baku.